loading...

Monday, July 23, 2018

SAP HIPERTENSI

Penyuluhan Penyakit Hipertensi RSSH Blitar

SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT HIPERTENSI
 PADA PASIEN DAN KELUARGA

Pokok Bahasan         : Hipertensi
Sub pokok bahasan  : Sebaiknya anda tahu tentang Hipertensi
Tempat                       : Jeddah RSSH Blitar
Waktu                        : 30 Menit
Hari/ Tanggal            : Sabtu, 13 Februari 2016
Sasaran                      : Pasien dan Keluarga

       I.      Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang penyakit hipertensi dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan memperburuknya penyakit.

    II.      Tujuan Instruksional Khusus
Diharapkan setelah diberi penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga dapat :
1.      Menyebutkan pengertian dari penyakit hipertensi
2.      Menyebutkan hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan hipertensi
3.      Mengerti hal-hal yang harus dilakukan dalam mencegah timbulnya hipertensi

 III.      Sasaran
Pasien di Ruang Jeddah RS Suahada Haji

 IV.      Materi Penyuluhan
(terlampir)

    V.      Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab/diskusi

 VI.      Media dan alat
Media   :
·         Leaflet hipertensi
·         LCD

VII.      Kegiatan Penyuluhan
No

WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
1.
3
menit
Pembukaan :
·         Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
·         Memperkenalkan diri
·         Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·         Menyebutkan materi yang akan diberikan

·        Menjawab salam

·        Mendengarkan
·        Memperhatikan

·        Memperhatikan
2.
15
menit
Pelaksanaan :
·         Menjelaskan tentang pengertian penyakit hipertensi
·         Menjelaskan tentang hal-hal baik penyebab, tanda-tanda dan gejala penyakit hipertensi
·         Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
·         Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pencegahan terjadinya hipertensi dan pada saja respon sakit
·         Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

·         Memperhatikan


·         Memperhatikan



·         Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

·         Memperhatikan

·         Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
3.
10
menit
Evaluasi :
·         Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada pasien yang dapat menjawab pertanyaan.


·   Menjawab pertanyaan
4.
2
menit
Terminasi :
·         Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
·         Mengucapkan salam penutup

·        Mendengarkan
·        Menjawab salam
 

VIII.      Evaluasi
1.      Prosedur         : Tanya jawab
2.      Bentuk soal    : Lisan
3.      Jumlah Soal    : 3butir
dilakukan secara lisan dengan memberi beberapa pertanyaan di akhir penyuluhan
a.      Apakah pasien dapat menjelaskan kembali tentang pengertian dari penyakit hipertensi?
b.     Apakah pasien dapat menyebutkan kembali hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan hipertensi?
c.      Apakah pasien dapat menyebut kembali hal-hal yang harus dilakukan dalam mencegah timbulnya hipertensi?


LAMPIRAN MATERI

1.   Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg di dasarkan pada  dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140  menunjukan fase darah yang sedang di pompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2014).

Menurut Departemen Kesehatan RI (2013) hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan yang menetap dari pada tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Peningggian tekanan darah terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.
Ukuran tekanan darah (tensi) dinyatakan dengan angka sistolik yaitu pada saat jantung berkontraksi dan angka diastolik diperoleh pada saat jantung berelaksasi.

  a.     Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi yang terjadi  ketika  tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg. Jadi tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
  b.    Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah karena tekanan darah berada  berada di atas 210 / 120 mmHg sehingga jika tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam waktu 3 hingga 6 bulan.

Klasifikasi Menurut (Triyanto, 2014) Tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 Tahun keatas yaitu sebagai berikut :
Tekanan Darah
Tekanan  darah sistolik  (mmHg)
Tekanan darah diastolik (mmHg)
Normal
< 130
< 85
Prahipertensi
130 – 139
85 – 89
Stadium  1 (hipertensi ringan)
140 – 159
90 – 99
Stadium  2 (hipertensi sedang)
160 – 179
100 – 109
Stadium  3 (hiprtensi Berat)
>180
> 110
Tabel Tekanan darah pada  orang dewasa berusia 18 tahun  keatas


2.   Etiologi
Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum bisa diketahui dengan jelas atau hampir seluruh kasus hipertensi yang ada belum di ketahui penyebab secara pasti. Hal ini disebabkan oleh faktor pemicunya, bisa di bagi menjadi dua yaitu faktor yang bisa dikontrol dan faktor yang tidak bisa dikontrol (Sudarmoko, 201).
            1)    Faktor yang bisa dikontrol antara lain:
a.       Obesitas (kegemukan)
Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi di kemudian hari. Terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari pada penderita hipertensi dengan berat badan normal (Triyanto, 2014).
b.      Asupan garam
Garam merupakan faktor penting dalam tubuh, tetapi bukan berarti harus dikonsumsi secara berlebih. Konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkat tekanan darah tinggi atau Hipertensi. Garam dalam konsentrasi tinggi akan terkumpul di dalam darah.
Asupan garam berlebihan akan meningkat jumlah natrium dalam darah. Ketidak seimbangan ini membuat ginjal kesulitan untuk membuang kelebihan air dalam tubuh. Tekanan pembuluh darah dan kelebihan air di dalam tubuh meningkatkan tekanan darah.
Adapun makanan yang berpotensi mengandung banyak garam di anataranya adalah :
1)     Semua makanan yang diawet dengan garam, seperti ikan asin, telurasin, ikan pindang, ikan teri, dendeng, abon, daging asap,asinan sayuran.
2)  Makanan yang dimasak dengan garam dapur atau soda kue (natriumbiokarbonat), seperti biskuit, craker, cake dan kue lainnya.
3)      Makanan bumbu yang penyedap, MSG, kecap, terasi, petis, saos sambal.
4)      Makanan kalang, seperti corned dan sarden  ( Sasongkowati, 2014).
c.       Kebiasaan merokok
Tembakau mengandung Nikotin yang memperkuat kerja jantung dan menciutkan arteri kecil sehingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah meningkat. Nikotin didalam tembakau yang  menjadi penyebab meningkatnya tekanan  darag segera setelah isapan pertama. Hanya  dalam beberapa detik nikotin sudah  mencapai otak. Otak bereaksi terhadap  nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar  adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin).  Hormon yang kuat ini akan menyempitkan  pembuluh darah dan memaksa jantung  untuk bekerja lebih keras karena tekanan  yang lebih tinggi (Triyanto,2014).
d.      Minum Alkohol
Mengonsumsi minuman beralkohol bisa meningkatkan sintesis katekolamin dalam tubuh. Kate kolamin dalam jumlah besar bisa memicu kenaikan tekanan darah. Hubungan alkohol dengan hipertensi  memang belum jelas, namun penelitian  menyebutkan bahwa resiko hipertensi  meningkat dua kali lipat jika mengonsumsi  alkohol 3 gelas atau lebih (Triyanto, 2014).
e.       Stress
Didalam dinding jantung dan beberapa pembuluh darah terdapat suatu reseptor yang selalu memantau perubahan tekanan darah dalam arteri maupun vena. Apabila stress terjadi yang terlepas adalah hormon epinefrin atau adrenalin. Aktivitas hormon ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stress berkepanjangan peningkatan tekanan darah menjadi permanen (Marliani & Tantan 2007).

             2)   Faktor yang tidak bisa dikontrol antara lain :
a.       Riwayat keluarga (genetik)
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa genetik berpengaruh kuat terhadap terjadinya hipertensi esensial. Faktor genetik berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi. Penelitian kasus-kontrol secara langsung membuktikan adanya hubungan antara sel spesifik dari beberapa gen terhadap hipertensi esensial dan sedikitnya sebanyak 25 sampai 30 gen yang diduga berkontribusi dalam proses terjadinya hipertensi. Tekanan darah pada turunan akan lebih mendekati tekanan darah orang tuanya bila turunan memilki hubungan darah dibandingkan dengan anak adopsi. Hal ini menunjukan bahwa gen yang menurunkan dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti makanan atau status sosial) berperan besar dalam menentuka tekanan darah (Palmer,2007).
b.      Faktor usia
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone. Pasien  yang berumur di atas 60 tahun, 50-60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Hipertensi  merupakan  penyakit  multifaktorial  yang  munculnya  oleh  karena interaksi  berbagai faktor  Dengan  bertambahnya umur,  maka  tekanan darah juga akan meningkat.  Setelah  umur  45  tahun,  dinding  arteri  akan  mengalami  penebalan  oleh karena  adanya  penumpukan  zat  kolagen  pada  lapisan  otot,  sehingga  pembuluh  darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku  (Triyanto, 2014).
Orang yang berumur diatas 50 Tahun 50% akan mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan  oleh  karena  adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah  akan menyempit dan menjadi kaku. Peningkatan usia akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada  usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Palmer, 2007).
c.       Jenis kelamin
Prevalensi  terjadinya  hipertensi  pada  pria  sama  dengan  wanita.  Namun  wanita terlindung  dari  penyakit  kardiovaskuler  sebelum  menopause. Wanita  yang  belum mengalami  menopause  dilindungi  oleh  hormon  estrogen yang  berperan  dalam meningkatkan  kadar  High  Density  Lipoprotein (HDL).  Kadar  kolesterol  HDL  yang tinggi  merupakan  faktor  pelindung  dalam  mencegah  terjadinya  proses  aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada  premenopause  wanita  mulai  kehilangan  sedikit  demi  sedikit  hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus  berlanjut  dimana  hormon  estrogen  tersebut  berubah  kuantitasnya  sesuai  dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.

3.   Komplikasi 
Komplikasi hipertensi antara lain :
      Stroke
  Stroke dapat timbul akibat pedaraha tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas yang dari pembuluh non otak yang terpanjang tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahinya otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkat kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejalah terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung limbung atau bertingkahlaku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut atau lengan teras kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Triyanto, 2014).

      Kerusakan mata
  Hipertensi menyebabkan kerusakan mata, karena adanya gangguan tekanan darah akan menyebabkan perubahan-perubahan dalam retina pada belakang mata. Pemeriksaan mata pada pasien hipertensi berat dapat mengungkapkan kerusakan, penyempitan pembuluh-pembuluh darah kecil, kebocoran darah kecil pada retina, dan menyebabkan terjadinya pembengkakan saraf mata (Marliana & Tantan, 2007).

      Serangan jantung
  Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, makam kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipetropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembetukan bekuan.
Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru-paru sehingga menyebabkan sesak napas dan kaki bengkak atau sering disebut edema. Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam intertisium di seluruh susunan saraf pusat (Triyanto,2014).

      Gagal ginjal 
  Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut dan dapat menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Triyanto, 2014).

4.   Tanda dan Gejala Hipertensi
Adapun tanda dan gejala pada hipertensi antara lain :
 
      Manifestasi menurut Adinin dalam (Triyanto, 2104)
Gejala klinis yang di alami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa Pusing, mudah marah, telinga berdengung, suka tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan (jarang dilaporkan).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang di vaskularisasi oleh pembuluh darah yang bersangkutan.

      Menurut Crowin dalam (Triyanto, 2014)
Menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang di sertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula di temukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil, (edema pada siskus optikus).

5.   Pencegahan Hipertensi
      Kurangi asupan garam dan lemak tinggi
Pengaturan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Pengaturan diet sangat penting  pada klien hipertensi tujuannya adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi. Cara mengurangi asupan garam atau diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan ( konsumsi garam 3,75-7,5 /hari), sedang (1,25-3,75 gram /hari), dan berat (kurang dari 1,25 gram /hari)  (Wahdah, 2011).

      Olahraga teratur
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energy (pembakaran kalori). Aktvitas fisik sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit perhari dengan baik dan benar. Salah satu manfaat dari aktivitas fisik yaitu menjaga tekanan darah stabil dalam batas normal.

      Menghentikan rokok
Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup yang paling kuat untuk mencegah penyakit kardiovaskuler pada penderita hipertensi. 

      Membatasi Konsumsi Alkohol
Minum alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Alkohol sangat berpengaruh bagi kesehatan karena alkohol sangat berkaitan dengan stroke. Wanita sebaiknya membatasi konsumsi alkohol tidak lebih 14 unit perminggu dan laki-laki tidak lebih dari 21 unit perminggu. Menghindari konsumsi alkohol bisa menurunkan 2-4 mmHg.

      Mengurangi kelebihan Berat Badan
Berat badan adalah salah satu faktor yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan dengan yang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya mengalami hipertensi. Penurunan berat badan pada penderita hipertensi dapat dilakukan melalui perubahan pola makan dan olahraga secara teratur maka berat badan akan menurun 5-20 mmHg per 10 kg. per penurunan berat badan (Triyanto, 2014).
Baca Juga : SAP Perawatan Payudara Post Natal


DAFTAR PUSTAKA
           DeKes  RI, 2013.  Laporan  Hasil  Riset Kesehatan  Dasar Indonesia ( RISKESDAS)
Marliani L, Tantan H.  2007. 100 Questions & Answers Hipertensi. Media Komputindo, Jakarta
Palmer A. 2007. Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Erlangga, Jakarta Pusat.
Sudarmoko A. 2010. Tetap Tersenyum Melawan Hipertensi. Atma Media Pres, Yogyakarta
Susangkowati R. 2014. Bahaya Gula, Garam, dan Lemak. Tegalsari, Yogyakarta.
Triyanto E. 20014. Pelanyanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wahdah N. 2014. Penaklukan Hipertensi Dan Diabetes. Umbulharjo Yogyakarta.

Baca juga :  Proposal Kegiatan Posyandu Lansia

3 comments:

Berkomentarlah secara bijak dan sesuai topik

loading...

KUTIL KELAMIN

Gambar Kutil Kelamin Apa itu kutil kelamin? Go Reinnamah - Kutil kelamin atau kutil anogenital merupakan salah satu penyakit seksual...